Selasa, 26 April 2011

PsycoLove #2


“gagal misi gue! Bukannya ketemu Cakka, gue malah nonton Shilla yang minta balikan sama Alvin!” Via masuk kedalam kamar Agni sambil mencak-mencak nggak jelas. “heran gue, kenapa yah? Hubungan Alvin-Shilla udah kayak sinetron bersambung di mata gue!” ratap Via.

“panggilan Lo jadi sutradara kali!” sahut Agni asal.

Via manggut-manggut. “mungkin!”

“eh, Ag! Tadi Pak Duta ngerazia kelas kita Loh! Dia bilang ada 1 siswa dan 1 siswi yang kabur dan Lo jadi kandidat di cewek. Jadi Lo siap-siap yah besok!” Via berbaring di tempat tidur Agni.

Agni tampak berpikir. 1 cewek, 1 cowok? Gue sama Cakka dong?

“gue tadi kabur bareng Cakka,” Via yang lagi asik baca majalah langsung bangkit dari tempat tidur. “nggak bareng, cuma saling pas-pasan waktu mau manjat tembok!” ralat Agni cepat sebelum Via mikir yang macam-macam.

“oh! Kirain,” Via kembali membolak-balik majalahnya. Agni bernafas lega, kayaknya yang peluk-peluk nggak usah diceritain. “Ag, besok Lo harus bantuin gue!” kata Via tiba-tiba.

“apaan?”

“Lo mata-matai Alvin!” Via tersenyum aneh memandang Agni.

“hah?!”

“gue mau jadi pelindung ceweknya Cakka, tapi gue juga nggak mau ketinggalan Alvin-Shilla’s story.” Jelas Via.

“Alvin-Shilla’s story?”

“nama sinetron bersambung mereka!”

***

Rencana sudah di atur dan di pertimbangkan masak-masak. Anak buah sudah siap untuk turun ke medan perang, walaupun dengan keadaan mau nggak mau. Sedangkan sang kapten, sudah ready fight banget!

“ayo!” ajak Via.

Agni dan Via berjalan beriringan sampai di depan kelas. Kelas mereka lagi rame. Penuh sesak. Via mencoba menerobos masuk, di ikuti Agni di belakangnya.

“gue tegaskan hari ini kita benar-benar putus!!” Alvin memutuskan Shilla pacarnya yang berlinangan air mata didepan mata semua anak-anak.

“lah? Ini sinetron gimana ceritanya? Kemaren-kemaren putus? Terus kemaren ajak balikan? Terus hari ini putus lagi? Besok dua-duanya bunuh diri kali ya?” komentar Via. Bagi Via cerita cinta Alvin-Shilla sudah beneran jadi sinetron di otaknya.

Agni yang ada di samping Via jadi binggung mau ngapain. Mau nonton sinetron Alvin-Shilla’s story atau mau ngeladenin kata-kata Via. Pandangan Agni tiba-tiba teralihkan pada sosok cowok yang bersandar di dinding dekat Alvin-Shilla. Cakka! Cakka yang sedang memperhatikan… Agni?

Agni membuang muka kemudian berjalan menerobos keluar. Malu rasanya kalo ingat kejadian kemaren. Agni terus berjalan sampe kantin. Memesan minuman dan mencari meja buat duduk. Masih pagi tapi rame banget!

“Agni!” seorang cowok melambaikan tangannya kepada Agni. Agni menghampirinya.

“hey, Ko! Gue duduk sini yah? Penuh nih.” Agni langsung duduk di depan Riko yang memang nggak ada orangnya. Riko, temen Agni yang kelasnya ada di sebelah kelas Agni, sekelas sama Cakka-Alvin.

“Lo nggak ke kelas gue, Ko? Kelas gue rame banget! Lo kan seneng tuh ikut meramaikan!” Agni mencoba membuka pembicaraan. Tiba-tiba raut wajah Riko berubah sedih. “eh! Ko, sorry-sorry gue nggak maksud ngeledekin Lo. gue cum…”

“gue nggak pa-pa lagi, cuma sakit hati aja kalo sekarang gue lagi ada di kelas Lo!” potong Riko.

Agni manggut-manggut. Eh?! Sakit hati? “sakit hati kenapa, Ko?”

Riko nggak menjawab tapi malah senyum, senyum yang di paksa kan.

“Lo suka sama Shilla?” tebak Agni. Riko tersenyum penuh arti. Agni melebarkan matanya dan mulutnya menganga lebar. “Lo…”

Omongan Agni kembali terpotong, namun kali ini oleh histeria anak-anak cewek. Alvin dan Cakka masuk dan duduk nggak jauh dari Agni, hanya berjarak 1 meja. Cewek-cewek itu nggak hentinya ngerubungi mereka. Malah perasaan tambah rame yang ngerubungi.

“teman-teman semua pergi dulu yah? Gue mau makan!” kata Alvin manis namun tegas yang langsung ngebuat cewek-cewek yang ngerubungi dia tadi bubar satu persatu.

Jarak pandang Agni nggak lagi dihalangi oleh cewek-cewek tadi, sehingga sekarang dengan jelas Agni yakin Cakka bener-bener lagi ngeliatin dia. Agni risih dan langsung mengalihkan pandangannya.

“jelaskan ke gue!” Agni kembali berbicara dengan Riko.

“ntar aja,”

“nggak mau tau, sekarang!” paksa Agni.

“rame,”

“nggak ada alasan!” Agni berdiri menghampiri Riko dan menyeretnya keluar kantin.

“eh-eh! Mau kemana?” tanya Via yang baru masuk kedalam kantin.

“yang suka sinetron nggak boleh ikut!” Agni menarik tangan Riko untuk mengikutinya.

Sepeninggal Agni, Via jadi manyun.

***

Hari ini Via nggak bawa mobil terus di tinggal Agni lagi. Agni tadi pulang bareng Riko naik motor, terus dia di tinggal deh. Mana hari ini misi Via gagal lagi. Lengkap sudah penderitaan Via hari ini. Lagi asik-asiknya meratapi nasib, sebuah mobil berhenti disamping Via.

Sang pengemudi keluar. “hai?” sapa seorang cowok yang Via kenal. cowok itu adalah pemeran utama cowok dalam Alvin-Shilla’s Story.

“hai juga,” balas Via canggung.

“sendiri?”

“iya,” jawab Via seadanya.

Alvin tersenyum. “gue antar pulang yuk, Lo nggak bawa mobilkan?” tawar Alvin.

“eh, iya nggak usah?” jawab Via gugup. Alvin tertawa kecil mendengar jawaban Via yang berantakan.

“udah, ayo naik! Gue antar Lo sampe rumah dengan selamat sentosan dan nggak kekurangan suatu apapun.”

Via berpikir sebentar. “boleh deh!”

***

Via sedang memandang langit-langit kamarnya sekarang. Pikirannya melayang mengingat kejadian saat pulang sekolah. Alvin baik, care, ganteng lagi, tapi Shilla kok mau-maunya sih ngelepasin Alvin? Via nggak habis pikir sama kelakuan Shilla. Kalo Via jadi Shilla, mungkin nggak bakal mau ngelepasin Alvin gitu aja.

Via tiba-tiba kepikiran sama Cakka. Sudah beberapa hari ini misi Via melindungi ceweknya Cakka gagal. Seenggaknya nggak bisa di bilang gagal juga sih. orang Angel, cewek Cakka sendiri aja jarang sama Cakka-nya.

Oh iya! Agni sama Riko ada apa ya? Kok tadi mereka pulang bareng? Via bertanya-tanya dalam hati. Sesaat kemudian Via sudah tenggelam ke alam mimpinya.

***

“makan yok, Ag! Laper nih!” ajak Via tepat saat bel istirahat berdering. “Ag? Laper nih!” ulang Via.

Agni menatap kosong pensil yang dipegangnya. Pikirannya mencari ide untuk membantu Riko. Riko kayaknya cinta mati sama Shilla! Pikir Agni. Langsung tembak aja! Ide gila muncul tiba-tiba di kepalanya. Nggak-nggak! Bisa di tolak si Riko, kan Shilla baru putus, pasti masih sakit hati. Agni masih asik sendiri sama pikirannya.

“Agni!!” Via memanggil Agni untuk kesekian kalinya.

Agni tersadar. “kenapa,Vi?” tanyanya.

Via mendengus kesal. “makan!!” Via menyeret Agni menuju kantin.

“Lo pesan apa? Gue yang pesanin, Lo cari tempat duduknya!” tanya Agni setibanya di kantin.

“samain sama Lo aja,” jawab Via dan langsung ngeloyor pergi.

Via celingak-celinguk nggak jelas mencari tempat duduk. Kantinnya sudah penuh banget. Ini gara-gara Agni! Via menyalahkan Agni. Tiba-tiba seseorang melambai kearah Via. Via memincingkan matanya. Alvin?

“kenapa, Vin?” tanya Via saat tiba di meja Alvin.

“duduk sini aja, Lo nyari tempat duduk kan?” ajak Alvin seakan sudah tahu apa kebutuhan Via.

“emang boleh?” Via melirikan matanya ke arah Cakka yang duduk di depan Alvin dan sekarang lagi membelakangi Via.

“duduk aja,” kata Cakka seakan tahu pertanyaan Via tadi adalah untuknya. Tanpa ragu Via mengambil tempat di samping Alvin dan duduk berhadapan dengan Cakka yang tampak nggak peduli kehadiran Via.

“temen Lo mana?” tanya Alvin membuka pembicaraan.

“temen? Oh, Agni? Dia lagi mesen. Eh, itu dia! Agni!!” Via memanggil dan melambai kearah Agni.

Agni datang. Wajahnya cemberut. “nih pesanan Lo!” sungut Agni saat tiba di meja. Agni hanya memberi Via segelas es teh.

“kok es teh?”

“kalo nggak mau pesan sendiri sana!” Agni langsung duduk pada bangku kosong di depan Alvin. “ Lo bedua tahu nggak? Tuh, itu cewek yang pake bando merah itu?” Agni menunjuk seorang cewek yang lagi ngobrol sama teman-temannya, yang ada di belakang Alvin dan Via.

“tau,” jawab Via dan Alvin bersamaan. “namanya Angel.” Lanjut Alvin.

“akh! Itu cewek kurang ajar tahu nggak?! Dia numpahin jus tomat ke rok gue!! Liat aja bakal gue balas dia!” kata Agni berapi-api.

“kok bisa?” tanya Via tanpa minat. Menurutnya Agni terlalu berlebihan menanggapinya, orang rok Agni masih bersih aja tuh! waktu dia datang.

“tau tuh! Dia buta kali!!”

“emang Lo beneran berani ngebalas dia?” tanya Alvin ragu.

“Lo kira gue takut?”

“nggak, gue cuma mau ngasih tau kalo…”

“gue buktiin ke Lo sekarang!” Agni berdiri dari bangkunya. Perlahan berjalan kearah Angel dan teman-temannya. Via kaget melihat rok Agni. Ternyata yang ketumpahan jus tomat adalah rok Agni bagian belakang!

“eh, Lo? udah bersih rok Lo?” tanya Angel yang di sambut tawa ala nenek sihir teman-temannya.

“seperti yang Lo lihat!” jawab Agni dengan nada suara yang di buat setenang mungkin, padahal dalam hati Agni sudah teriak-teriak pengen ngebunuh semua cewek belagu yang ada di depannya.

“oh! Jadi kenapa Lo kesini? Ada masalah?” tanya Angel nyolot.

Agni tertawa kecil. “gue minta, ya?” kata Agni sambil mengambil dua gelas jus di atas meja. Ditangan kanan jus jeruk dan ditangan kiri jus melon.

“silahkan! Gue tahu aja kok kalo Lo itu nggak mampu buat… aaa!”

Agni menumpahkan jus jeruk ke atas kepala Angel. “jus jeruk sebagai pembuka! Dan jus melon sebagai penutup!” Agni lanjut menumpahkan jus melon keatas kepala Angel.

“temen Lo benar-benar berani!” komentar Alvin. Via memandang Alvin binggung. “tuh!” Alvin mununjuk Cakka dengan dagunya.

Jederr!!! Via melotot ke arah Agni. Agni dalam bahaya besar! Angel itu pacar Cakka! Via bangkit berdiri lalu menghampiri Agni yang terlibat cekcok mulut sama teman-temannya Angel yang nggak terima Angel di siram jus oleh Agni, sedangkan Angelnya sendiri masih diam. Shock!

“apa maksud Lo?” tanya salah satu teman Angel.

“gue nggak ada maksud apa-apa!” jawab Agni santai. Puas sudah rasanya sehabis mengerjai Angel.

“udah, Ag! Ntar ada pak Duta.” lerai Via.

“iya, ini juga gue udahan kok! Kan sudah selesai, mandi jusnya.” ejek Agni pada Angel. “gue duluan ya, Ngel! Lo bersihin gih rambut sama baju Lo! kotor tuh!” Agni berbalik dan mendapati Cakka tengah menatapnya tajam.

***

“gue denger, sudah 1 minggu Agni nggak masuk sekolah?” tanya Alvin pada Via. Mereka tengah berjalan menuju parkiran. Selama 1 minggu ini mereka berdua sudah semakin akrab. Belum lagi selalu berangkat dan pulang bareng, tapi masih berstatus teman.

“iya, Agni kan di skors selama 1 minggu gara-gara hujan jus di kepala Angel, belum lagi Agni di hukum nggak boleh keluar rumah sama papa-mamanya.” Jawab Via. Sebenarnnya ada lagi alasan ke-3 yang kayaknya paling berpengaruh, karena biarpun nggak di skors Agni pasti memang nggak mau masuk.

 Agni baru tau kalo Angel yang di maksud Via sebagai pacar Cakka itu adalah Angel yang dia hujani jus minggu lalu. Pantes aja Cakka natap dia tajem banget.

“Iyel?!” panggil Via pada seorang cowok yang sedang berdiri membelakangi pagar sekolah. Cowok itu berbalik. Ternyata memang Iyel!

“Iyel!!!” Via berlari menuju Iyel dan meninggalkan Alvin. Via langsung meluk Iyel nggak peduli keadaan disekitarnya yang lagi rame anak-anak yang pada mau pulang. “Lo kapan datang? Bilangnya baru mau balik tahun depan?” tanya Via saat pelukannya sudah terlepas.

“Lo nggak senang gue balik? Ya sudah gue pergi lagi, ntar tahun depan gue baru balik!” Iyel berbalik meninggalkan Via.

“eh!” Via langsung mengejar dan menarik tangan Iyel. “Iyel nggak asik ah! Masih ngambekan! Jangan pergi lagi dong, kalo perlu Lo tinggal sama sekolah di sini aja!” rengek Via.

Iyel tertawa dan mengacak-acak rambut Via sayang. “Lo nggak berubah ya?” Via tersenyum.

Iyel adalah teman SMP Via sama Agni, kemana-mana selalu bertiga. Tapi nggak selalu bertiga juga sih, yang paling sering ya Iyel sama Via. Alvin yang sedari tadi sebenarnya panas melihat adegan Iyel-Via akhirnya berdehem menandakan dirinya ada di situ.

“siapa, Vi?” Alvin membuka suara agar nggak dikacangin lebih lama.

“ini Iyel, Vin! Sah…”

“pacarnya Via!” potong Iyel cepat. Via sudah siap mencubit pinggang Iyel, tapi Iyel segera menjauh. “Iyel, calon pacar Via!” Iyel mengulurkan tangannya pada Alvin.

“Alvin, saingan Lo!” Alvin menyambut uluran tangan Iyel. Saling tatap di antara mereka tak terelakan. Iyel dan Alvin saling menatap tajam satu sama lain, seakan mata mereka berbicara ‘Via itu milik gue!’.

 Via yang nggak tau apa yang dibicarakan keduanya dan sekarang gantian di kacangin jadi binggung ngeliat 2 cowok yang jabatan tangan sambil tatap-tatapan.

“Agni mana, Vi?” Iyel mengalihkan pandangannya dan menarik kembali tangannya.

“Agni nggak masuk,” jawab Via.

“Lo pulang sama siapa, Vi?” tanya Alvin.

Via memandang Iyel dan Alvin bergantian. Binggung mau pulang sama siapa? Di sisi lain ada Iyel yang baru datang setelah hampir setengah tahun nggak ketemu sedangkan di sisi lain ada Alvin yang udah ngebela-belain bolos latihan basket buat nganterin Via pulang. Pilih siapa?

“Lo sama Iyel aja deh, Vi! kan sudah lama kalian nggak ketemu!” Alvin mengalah.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar