Rabu, 27 April 2011

Lucifer #1

“SERANG!!” komando seorang cewek langsung mengaktifkan massa yang ada dibelakangnya. Tanpa basa-basi, massa yang di kerahkan cewek itu langsung menyerbu maju kumpulan remaja di depan mereka.
Lagi-lagi tawuran antar sekolah dan sekolahnya pasti itu-itu saja. Noszta High School vs Niaza High School. Permusuhan diantara keduanya sudahlah melegenda. Murid-murid antar sekolah ini selalu berperang, entah meributkan apa. Yang pasti tiada kata damai antara keduanya.

Agni, cewek pemberi komando dari kubu Niaza adalah ketuanya tawuran sekaligus pemimpin penyerbu Niaza, cewek sepertinya ketua? Sekarang ini saja dia sedang menghajar siswa Noszta yang ada dihadapannya tanpa ampun. Agni begitu benci dengan Noszta, entah kenapa tapi begitulah kenyataannya.

Agni sang leader sedang asik menghajar salah satu siswa Noszta saat ada yang menahan bahunya dan membalik dirinya menghadap orang yang menyentuhnya tadi. Agni mengernyit, orang yang menyentuhnya tadi mengenakan topeng Blind dan mengenakan jaket bertopi.

Agni sudah mengepalkan tangannya bersiap menghajar orang yang ada di hadapannya itu. Namun sesaat kemudian dengan cepat orang itu seperti menyemprotkan sesuatu ke wajah Agni dan membuat mata Agni memberat tiba-tiba dan kemudian semua gelap.

Anak-anak Niaza nggak ada yang menyadari kalo-kalo sang leader sudah nggak ada di tengah-tengah mereka dan masih terus melanjutkan peperangan tanpa Agni. Tawuran terus berlanjut dan nggak bakal berakhir kalo dari salah satu pihak nggak ada yang mau mengalah duluan.

Sementara itu, orang bertopeng tadi diam-diam pergi sambil membawa Agni dalam gendongannya. Orang itu berjalan melewati pinggir-pinggiran rumah warga dan melewati celah-celah gang hingga akhirnya sampai di sebuah lapangan besar.

“sayang banget, cantik-cantik gini kalo bonyok!” ujarnya pelan sambil menatap Agni lekat-lekat.

Cukup!! Dia anak Niaza. Orang itu lalu meletakan tubuh Agni di atas rerumputan dan meninggalkannya. Cewek itu pasti Agni, leadernya Niaza. Satu-satunya perempuan dalam tawuran Noszta vs Niaza. Cewek paling beringas kalo sudah ketemu yang namanya siswa Noszta.

Orang itu berbalik meninggalkan Agni sendirian, kembali melewati celah-celah gang dan pinggiran rumah warga untuk kembali ketempat tawuran yang ternyata masih berlangsung sampai dia datang sekarang. Dari jauh orang itu memperhatikan setiap anak yang saling pukul. Masih belum ada yang mau nyerah.

“hallo, Kka?... kita mundur!”

Orang itu kemudian mengantongi hape yang tadinya dia keluarkan untuk menelpon seseorang. Hari ini cukup sampai di sini. Masih ada yang lebih bagus untuknya dari pada berperang nggak guna sampe bonyok!

Perang hari ini berakhir dengan kemenangan di tangan Niaza yang sebenarnya pemberian dari Noszta.

***

“heh! Agni kemana woy?”

Sekarang ini anak-anak Niaza sedang mencari keberadaan sang leader. Mereka ternyata baru menyadari hilangnya Agni saat perang berakhir. Beberapa anak sibuk menyusuri sekitar lokasi peperangan dan beberapa anak lagi sibuk kontek-kontekan dengan anak Niaza lain, mencari keberadaan Agni.

“jangan-jangan di culik, Yel?” Lintar sang Niaza terlola mengeluarkan sesuatu yang mengganjal kepalanya.

Iyel, wakil Agni langsung-langsung mendelik pada Niaza terlola itu. “nyumpahin Lo?” ujar Iyel sengit.

“siapa tau!” Lintar mengedikan bahunya dan memandang Iyel dengan tatapan polos tanpa dosa.

Iyel mendengus kesal. Heran! Si Agni mau aja ngerekrut ini anak jadi anggota. Memang, Lintar emang jago berantem. Tapi begonya itu nggak ketulungan. Dia bahkan nggak tau kenapa dia mau di rekrut Agni dan mau ikut pasukan Niaza.

“bodoh semua!!”

Iyel mengerutkan keningnya saat sayup-sayup mendengar bentakan seseorang yang dikenalnya. Lintar yang ada didepan Iyel pun kemudian berlalu melewati Iyel. Iyel membalik badannya dan mendapati anak-anak Niaza lainnya sudah berbaris rapi disana.

“kenapa gue bisa ada di lapangan bola sana?” tanya Agni berapi-api. Masih kaget sekaligus emosi saat bangun tau-tau tidur di pinggir lapangan dan di liatin banyak orang.

Anak-anak Niaza bingung semua, kok nanya kita? “kita nggak tau, Boss! Dari tadi juga kita nyariin Boss!” sahut Sion nyaring dari barisan paling belakang dan di sambut anggukan serempak anak-anak Niaza.

“waah, Ag? Lo dari mana? Kok kayak orang habis bangun gitu? Mana, rambut Lo rumput semua tuh!” cerocos Lintar yang mendatangi Agni dari arah samping dan menunjuk rambut Agni yang tertempeli rerumputan. “enak banget ya Lo? kita mati-matian ngehajar Lo malah tidur!”

Agni mendelik ganas pada Lintar. “gue nggak tidur! Gue bahkan nggak tau kenapa gue bisa tidur! Yang gue inget gue ditahan sama anak Noszta yang pake topeng!” bela Agni memberi penjelasan.

Anak-anak Niaza mulai riuh berbisik ria. Anak Noszta yang pake topeng? Emang ada? Anak-anak Niaza lalu serempak menatap Agni curiga.

“apa?” sewot Agni. “Lo pada nggak percaya?”

“sudahlah, ayo pulang! Lupakan dan jangan sampai kejadian ini keulang lagi.” Iyel dengan bijaksana memenengahi. Anak-anak Niaza lain mengangguk menyetujui kemudian bubar satu per satu.

Agni langsung berjalan lunglai ke pinggir jalan dan duduk di tepi trotoar, wajahnya cemberut menyatakan mood-nya nggak baik hari ini. Siapa orang bertopeng itu? gara-gara dia, Agni di sangka pembohong sama anak Niaza dan di sangka lari dari kewajiban sebagai ketua.

“arrgghhh!!” Agni mengerang sambil mengacak-acak rambutnya. “brengsek!!” umpatnya keras.

Siapa? Siapa itu orang bertopeng? Anak Noszta? Bertopeng? Noszta bertopeng?!

“easy, Ag! Kita menang lagi, kenapa Lo marah gitu?” Iyel datang dan duduk disebelah Agni.

Agni menghela nafas panjang. “anak-anak mulai nggak percaya sama gue! Anak-anak nyangka gue bohong!!” seru Agni kesal.

Iyel tertawa kecil lalu menoyor kepala Agni pelan. “lebay Lo! santai, bu! Besok kita balas dendam sama itu anak Noszta!” kata Iyel meyakinkan. “lagian Lo tenang aja, anak-anak tau gimana Lo. Agni sang leader Niaza nggak mungkin melewatkan hal yang sudah jadi kesukaannya. Yaitu…”

“tawuran!” kata Agni-Iyel bersamaan. Agni kembali tersenyum karenanya. Hari ini, lupakan!! Hari esok, ingatkan!! Ingatkan gue buat nyari dan ngehajar itu Noszta bertopeng!

***

Noszta High School geger akibat mendengar penyerbu Noszta kalah dari anak Niaza. Sudah menjadi headline news di kantin kalo anak-anak Noszta kalah dari Niaza. Mana ada gosip sang leader Noszta nggak ikut berperang dalam melawan Niaza.

“bukan kalah, tapi ngalah!” berkali-kali anggota pasukan Noszta mengklarifikasikan kebenaran tapi nggak satu pun penggosip yang percaya.

“Alvin ikut kok, siapa yang bilang nggak ikut?” pasukan penyerang Noszta nggak henti-hentinya menjelaskan dan melindungi nama baik sang leader.

Alvin, sang leader Noszta pun lama kelamaan mulai panas mendengar anak buahnya dikatai dan di cela seperti itu, bahkan ada yang berani memandang sebelah mata penjelasan anak buahnya. Itu perbuatan kurang ajar!! Dan sama artinya dia meremehkan Alvin!!

“semuanya diam!!” teriakan Alvin menggema di kantin. Wajahnya memerah, emosinya sudah di ubun-ubun ternyata. “kalian itu anak Noszta apa Niaza? Kalo kalian anak Noszta harusnya kalian percaya!”

Kantin sunyi mendadak, semua ketakutan pada Alvin yang yang tampangnya seperti siap menerkam. Nafas Alvin nggak karuan jadinya. Nggak ada yang berani menentang Alvin di dalam maupun di luar Noszta. Alvin terkenal nekat dan akan melakukan apa saja untuk kesenangannya.

Kesenangan? Penderitaan orang yang di benci Alvin, itu adalah kesenangannya. Apa pun yang membuatnya senang, ya itu kesenangannya.

“masih ada yang mau tanya kebenaran siapa yang menang dan kalah?” suara Alvin melemah tapi tetap saja tersengar seram dan menusuk di semua telinga. “atau ada yang mau nanya tentang ada nggaknya gue dalam tawuran Noszta sama Niaza?”

***

Alvin Jonathan. Dialah leader pasukan Noszta. Anak paling berkuasa di sekolahnya. Nggak seorang pun berani mencelanya. Coba aja, jika ada orang yang berani berbicara macam-macam tentangnya dan Alvin tau, dia nggak segan-segan membuat orang itu menyesal seumur hidup karena pernah mengenalnya.

“Vin, cewek yang kemarin narik tangan Lo mau sampai kapan di sekap di gudang?” Cakka, saudara kembar Alvin masuk kedalam kamar kembarannya yang berantakan.

Alvin yang lagi browsing sesuatu lewat internet sedikit melirik kearah Cakka lalu beralih kembali memandang laptop-nya. “terserah Lo mau di apain! Di milik Lo sekarang!” sahut Alvin cuek.

“tapi itu cewek cantik loh, Vin! Namanya kalo nggak salah Aren. Yakin Lo nggak mau?”

“kalo Lo mau, pacarin aja! Gue nggak butuh cewek cerewet kayak dia!”

Itu lah Alvin. Seseorang yang seenaknya sendiri dan cuek pada apa yang habis dia lakukan. Cenderung nggak peduli pada sebab dan akibat dari apa yang dia perbuat. Baru saja kemarin Aren yang notabene-nya adalah anak Noszta di sekap Alvin di gudang rumahnya gara-gara tanpa sengaja menarik tangannya kasar.

“terserah Lo deh!” Cakka melenggang pergi keluar dari kamar Alvin. Cape sudah menghadapi Alvin yang seenaknya sendiri.

Alvin masih memusatkan matanya pada laptop di depannya memandangi satu per satu nama juga foto-foto anak Niaza. Yup! Alvin sekarang sedang membuka situs Niaza High School untuk mencari data rinci tentang the leader of Niaza. Agni!

“Agni Nubuwati?” Alvin menemukan yang di carinya. “hebat!!”

‘3 kali pindah sekolah dalam kurun waktu 2 minggu. Sekolah pertama Idol International. Di D.O akibat ketangkap basah memukuli anak 2 anak kepala sekolah sekaligus. Sekolah kedua ICL Senior High School, di D.O akibat terlibat bentrok antar anak kuliahan. Sekolah ketiga dan terakhir Niaza High School.’

“masih belum ada catatan hitam di Niaza? Pintar!”

‘Agni Nubuwati. Queen-nya tawuran, hobby basket plus futsal, jago karate, silat dan bela diri lain. Benci pelajaran matematika. Di sekolah pertama sekali menampar guru matematikanya sendiri karena mengatainya bodoh.’

“banyak banget blog tentang dia?” Alvin membaca satu persatu blog yang memuat biografi Agni. “punya fans juga ternyata! Agniaza?” Alvin berdecak kagum dengan semua hal yang dia temukan tentang Agni.

‘Menjabat ketua pasukan tawuran Niaza. Penerus dari ketua pasukan Niaza yang dulu, Riko Anggara. Dengan di damping seorang wakil sekarang Gabriel Damanik atau akrap di sapa Iyel. Merekrut anggota dari anak Niaza sendiri yang dinyatakan hebat dalam berantem.

N.B: cewek pertama yang menjabat sebagai ketua dan satu-satunya cewek dalam pasukan Niaza.’

Senyum selalu menghiasi wajah Alvin setiap Alvin membaca setiap detail prestasi Agni dalam dunia pertawuran. Benar-benar cewek idaman? Ini gadis yang dia cari, nggak manja dan nggak cerewet! Cewek yang kuat juga jagoan!

“gue bakal ngedapetin Lo! Lo milik gue sekarang!” ujar Alvin pada laptopnya yang menampilkan poto wajah Agni. Alvin sungguh-sungguh dengan ucapannya. Agni miliknya sekarang, sadar nggak sadar Agni dalam bahaya!

***

‘Alvin Jonathan. Tuan penguasa Noszta High School. Tampan, cerdas dan berprestasi.’

“what??!! Begini doang? Nggak eksis banget ini orang?” pekik Agni nggak percaya. Nggak beda jauh dengan Alvin, Agni sendiri browsing tentang leader Noszta tapi bukannya mendapat informasi tentang leader-nya Noszta dia malah mendapat info tentang penguasa Noszta High School?

“eh! Ini-ini!” dari sebelah Agni, Iyel menunjuk-nunjuk layar laptopnya dengan semangat.

Wajah Agni langsung sumringah. “apa-apa?” tanyanya antusias, sambil menatap lekat-lekat laptop Iyel.

‘Memiliki penggemar dari dalam dan luar Noszta High School yang di beri nama Alvinoszta.’

Agni menjauhkan diri dari laptop Iyel lalu memasang raut wajah yang nggak enak. “bego!!” seru Agni, sambil memukul bahu Iyel keras-keras. “info tentang leader pasukan Noszta! Bukan nama fansnya penguasa Noszta!!”

Iyel menjauh dari Agni dan mengelus-elus bahunya yang di pukuli Agni tadi. “nyantai dong, Ag! Belum aja gue ngomong Lo langsung maen pukul aja!” balas Iyel sengit. Biar cewek, tapi pukulan Agni kuat! Kan sakit!!

“terus apa?”

“nih! Lo baca baik-baik, penguasa Noszta! P E N G U A S A!” Iyel mengejakan kata penguasa untuk Agni.

Raut wajah Agni kembali nggak enak. “Lo kira gue nggak bisa baca?!!” sewot Agni, dan lagi-lagi pukulan demi pukulan kembali Iyel terima.

“stop! Stop! Stop!” Iyel menangkap dua kepalan tangan Agni yang siap menghujam bahunya lagi. “Alvin Jonathan! Penguasa! Penguasa apa bukan Leader? Penguasa, pemilik, ketua! Leader!” terang Iyel cepat sebelum Agni ngamuk dan mukuli dia lagi.

Eh! Agni tertegun. Bener! Penguasa, leader! Tapi apa mungkin Alvin Jonathan ini leadernya Noszta. Leader pasukan tawuran Noszta. Tapi… tunggu dulu, ngomong-ngomong apa tujuan mereka nyari profil leadernya Noszta?

“Yel-Yel?” Agni langsung menguncang-guncangkan bahu Iyel pelan. “sebenarnya kita nyari data leadernya Noszta buat apaan?” tanyanya santai tanpa dosa.

Iyel membeku tiba-tiba, tangannya yang tadi aktif mengetik sesuatu juga ikut berhenti mendadak. Iyel menoleh perlahan pada Agni dan memasang tampangnya yang seolah-olah dapat berbicara lewat ekspresi.

 ‘yang bego gue apa Lo?’

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar