Jumat, 02 September 2011

TriAngels #CastProlog


Cuaca pagi yang dingin memaksa seorang cowok untuk bangun pagi lebih awal. Selain hawa dingin, seseorang yang mengguncang tubuhnya juga menambah terbuyarnya alam mimpi yang sedang dia jalani.

“gue udah dapat profilnya tiga cewek itu,” suara seorang cewek yang tadi mengguncang tubuh Iyel, cowok itu. “Iyel! Buruan! Gue udah cape-cape semaleman nyariin Lo profil mereka! Bukannya susah nyari profil mereka, mana Lo nyuruh gue nyari sampe ke hal yang terperinci sekaligus!” Shilla, gadis itu berkoar berkacak pinggang memandang Iyel. Iyel menggeliat.

Shilla berdecak. “bangun!!” ujar Shilla, sambil menarik selimut yang di pake Iyel.

“aelah, Shill! dingin tau! Selimut gue balikin.” Rengek Iyel dengan tangan yang menggapai-gapai selimutnya.

“bangun! Atau profil-profilnya gue bakar?!” ancam Shilla, yang langsung ngebuat Iyel menggeliat pelan lalu bangun dan duduk bersila di atas rempat tidurnya.

“mana profilnya?” tanya Iyel yang masih mengerjap-ngerjapkan matanya, silau. Shilla memberi tiga lembar map coklat pada Iyel.

Iyel membuka map pertama dan membacanya. Nggak ada yang tau apa yang mau dilakuin Iyel sama tiga map yang berisi tiga profil orang yang berbeda itu, terkecuali Shilla. Shilla tau banget Iyel mau apa. Iyel sedang mencari seseorang yang bisa menolong semua anak yang tertindas disekolahnya.

Aneh? Iyel dua bersaudara sebenarnya, tapi terpisah karena perceraian kedua orang tuanya. Iyel yang ikut Ibunya dan saudaranya yang ikut dengan Ayahnya. Mario, dia saudara Iyel. Keduanya sering jumpa saat disekolah karena memang keduanya satu sekolah, sekolah milik Ayah mereka.

Akan tetapi, berhubung sebentar lagi Iyel akan memboyong Shilla untuk bersekolah di luar negeri. Jadi sudah kewajibannya untuk mencari pengganti dirinya, untuk menghentikan semua penindasan yang di lakukan Mario. Ehm, Shilla pacar Iyel dari umur 3 tahun euy! Sadap nggak tuh?

“yang mana yang tepat buat gantiin Lo?” tanya Shilla dan ikut duduk di tepi tempat tidur Iyel, memandang satu persatu foto dari masing-masing map.

Iyel menoleh dan memandang Shilla. “gue bingung, menurut Lo gimana?”

Shilla tampak berpikir dan memperhatikan tiga foto dihadapannya. “tiga-tiganya aja.”

Profil : 1

Alyssa Saufika .

>>> Ify, panggilan untuk seorang Alyssa. Gadis kecil cantik yang selalu mengenakan bando berpita dikepalanya. Seorang anak tunggal yang manja juga cerdas. Sangat cerdas!

“Pi, kata mamah kita nggak boleh main ginian. Ntar celaka.” Peringat Cowok kecil disamping Ify kecil yang sedang berjongkok dibawah. Ify kecil menengadah dan tertawa khas anak kecil. “Pi, aku takut ah. Kamu kok malah ketawa-ketawa.”

“Debo apaan sih! Ini seru tau, kamu cowok kok takut? Aku cewek aja berani.” Omel Ify kecil pada temannya, Debo. Perlahan tangan Ify kecil mengeluar sebuah korek dari kantong bajunya.

“Pi, aku takut ah! Ipi, aku pulang dulu yah?” pamit Debo. Ify kecil sama sekali nggak peduli dan masih jongkok bergelut dengan korek api yang dibawanya.

“lari-lari-lari!” pekik Ify kecil yang lari menjauh dari petasan yang baru dia bakar.

PYARR-PYAR-PYAAR!!

Berkali-kali terdengar suara letupan dari petasan yang  Ify bakar. Debo berhenti dan diam nggak bergeming di tempatnya yang sebenarnya emang udah jauh dari petasannya Ify, Shock untuk kesekian kali gara-gara ngedenger suara ledakannya yang lumayan kenceng.

“Ify!” panggilan seseorang pada Ify kecil membuat Ify cepat-cepat melemparkan koreknya pada Debo. “mama kan sudah bilang! Ify jangan main petasan lagi! Bahaya!” Mama Ify berkoar mengomeli anaknya.

Ini udah kali kelima Ify kedapatan main petasan. Yang pertama sampe ketiga, sendirian. Yang keempat sama yang sekarang ada Debo yang Ify kecil paksa buat ikut serta. Biarpun nggak ikut main, tapi Debo tetep berguna bagi Ify.

“tapi Ify Cuma nonton, Ma! Itu yang main Debo!” tunjuk Ify kecil pada Debo yang berdiri mematung di depannya. “yang bawa koreknya aja Debo.” Terang Ify kecil menyalahkan Debo. Itu gunanya Debo.

Mama Ify beralih mendekati Debo. “Debo lain kali jangan main petasan lagi ya, bahaya!” pesan Mama Ify sambil mengelus lembut kepala Debo. “Ify juga! Nggak boleh walau Cuma nonton!” lanjut Mama Ify pada Ify kecil. Ify kecil mengulum senyum sambil mengangguk kuat-kuat.

“ya udah sekarang tante sama Ify pulang dulu ya? Debo pulang juga, nanti lagi mainnya. Nanti dicari mamanya.” Ujar Mama Ify mengingatkan.

Sambil memegang tangan Mamanya Ify kecil melambai pada Debo yang memandanginya. “daaah, Debo! Aku mau belajar piano dulu!” seru Ify kecil dengan semangat. Debo memandangi Ify dengan mata berkaca-kaca.

Ify kecil adalah Ify yang cerdas juga cepat tanggap. Pintar menghadapi situasi dan memecahkan segala jenis permasalahan. Nggak ketinggalan kecerdasannya dalam segala jenis mata pelajaran. Ify kecil, masih sama seperti yang sekarang. Cerdas!

Profil : 2

Via Azizah.

>>>Via, lengkapnya Via Azizah. Gadis imut anak tunggal dikeluarganya. Manja luar biasa dan cengeng sudah menjadi satu kesatuan sifatnya. Tapi tiada yang tau Via sangat aktif sebenarnya. Sangat aktif!

“satu di kali satu di tambah dua di bagi tiga, berapa hayoo?!” seorang guru SD memberi pertanyaan berhitung pada murid-muridnya. Semua murid sibuk menghitung, terkecuali satu anak.

Anak itu mengangkat tangannya tinggi-tinggi. “Ibu!” panggilnya pada sang ibu guru.

“ya? Via tau jawabannya?” tanya ibu guru yang dia jawab dengan gelengan polosnya. “terus kenapa?” tanya Ibu guru lagi.

“kenapa kita nggak belajar bahasa inggris, Bu? Pia nggak suka belajar hitung!” protes Via.

Masa-masa SD memang masa-masa pembentukan pada anak, tapi kalo anaknya seperti Via ini sang ibu guru akhirnya bingung sendiri. Kalo nggak mau belajar ngitung gimana nanti selanjutnya?

“kita bakal belajar bahasa inggris kalo Via bisa jawab pertanyaan ibu. Gimana?” akal ibu guru. Via adalah murid yang paling malas dengan berhitung dan tidak ada kerugian kalo Via bisa menjawab atau pun nggak. Bisa jawab ya bagus, nggak bisa ya lanjut. Via mengangguk cepat dan memasang tampang serius.

“satu di tambah dua di bagi tiga dikali lima di tambah lima di bagi dua, berapa?” ibu guru tersenyum dengan siasatnya yang berhasil. Via menuliskan pertanyaan tadi pada buku tulisnya dan hanya bisa memandanginya tanpa bisa menjawab.

Via mengambil tas yang ada disebelahnya. Tas Barbie pink dengan banyak kantong disisinya. Via merogoh kantong berukuran sedang yang ada dibagian paling depan tasnya dan mengeluarkan sesuatu yang membuat cengo sang ibu guru. Kalkulator?

“satu di tambah dua di bagi…” tanpa menoleh kemana-mana Via terus menekan tombol-tombol di kalkulatornya. “di bagi dua. Sama dengan, dua! Hasilnya dua ibu! Horree!! Kita belajar bahasa ingris!”

Sang ibu mencelos. Seruan ceria Via seakan menurunkan harga dirinya sebagai guru. Bagaimana tidak? Dia tertipu oleh muridnya sendiri dan bodohnya tanpa bisa mengantisipasi akal lain seorang anak kecil yang menjadi lawannya.

Via semasa SD masih sama dengan Via yang sekarang, hanya berubah ukuran dan raut wajahnya. Via yang sekarang lebih mempesona tapi tentu tidak kehilangan sifat kesatuannya. Manja, cengeng dan aktif!

Profil : 3

Agni Nubuwati.

>>>Agni, Agni Nubuwati. Anak ketiga dari tiga bersaudara. Gadis tomboy dengan dua orang laki-laki sebagai kakaknya. Masa bodoh adalah keutamaan sifatnya. Memiliki daya kreatifitas yang tiada batasnya. Sangat kreatif!

“kita mau ulangan Pkn ini, Ag? Lo yakin mau pulang?” seorang cowok menemani Agni mendorong sepedanya menerobos semak belakang sekolah. Agni bungkam nggak menjawab, konsen memandang pagar kayu yang saat itu hampir sama dengan tingginya.

“gue nggak pulang lah! Di hajar abang gue entar kalo gue ketauan bolos.”

“lah terus? Lo mau kemana?”

“ah Lo mah pura-pura bego! Ya ke rental PS lah!” Agni memukul bahu Irsyad lalu terkekeh.

Irsyad memandangi Agni aneh. Dalam hati dan pikirannya meragukan kalo Agni ini adalah perempuan, tapi setelah melihat akte juga penjelasan abang-abang Agni. Seenggaknya kini dia percaya 75 % Agni perempuan.

Agni menaikan satu kakinya bersiap memanjat pagar, namun urung saat melihat Irsyad memperhatikan gerak-geriknya. “Lo balik badan, gue mau manjat! Ntar Lo ngintip pas gue manjat.”

Irsyad tersentak. Ngintip? Kurang kerjaan amat?! Sambil komat-kamit nggak jelas Irsyad berbalik dan Agni pun menjalankan aksinya. Kembali menaikan satu kakinya pada pagar dan memanjatnya dengan mudah.

Hup!

Agni melompat dengan selamat. “oke! Lo boleh balik sekarang!” ujar Agni yang sudah berada di seberang Irsyad. “gimana? Gue hebatkan?” Agni tertawa memuji diri sendiri.

“emm, Ag? Sepeda Lo mau Lo tinggal disini?” Agni menggeplak jidatnya tiba-tiba. Lupa kalo bawa sepeda.

“balik badan lagi! Cepet!” perintah Agni. Irsyad kembali berbalik, tidak lupa dengan komat-kamit dan Agni, dia kembali memanjat pagar dan menyeberang kembali. “Syad! Udahan, sekarang Lo bantuin gue sini!” panggil Agni pada Irsyad yang masih balik badan.

Agni mendorong sepedanya mendekat ke pagar sekolah. “Lo mau ngapain?”

“bantuin gue angkat sepedanya, mau gue lempar ke seberang sono!” jawab Agni yang langsung ngebuat Irsyad cengo ditempat. Lempar? “heh! Malah bengong, cepet!”

Irsyad tersadar. “yakin? Rusak ntar sepeda Lo, gimana?” Irsyad memandangi Agni dan sepedanya bergantian.

“gampang! Buru! Ntar penuh rental PS-nya!”

Agni bedua Irsyad lagi usaha ngangkat sepedanya Agni. Sekarang usaha ngangkat dulu, habis sudah bisa ngangkat langsung lempar ke atas! Yang penting nyampe. Sepedanya Agni sekarang sudah ada di seberang pagar.

Irsyad kembali membalik badan saat Agni lagi-lagi memanjat pagar. “gue cabut duluan ya, Syad! Lo yakin nggak mau ikut?” tawar Agni yang tengah membedirikan sepedanya. Irsyad menggeleng. “ya udah, daah!” Agni pamit dengan mengendarai sepedanya. Meninggal kan Irsyad yang masih takjub di belakangnya.

Agni saat SMP, sangat kreatif karena faktor bosan dengan sekolah dan sampai sekarang pun masih begitu. Masih bosan dengan sekolah dan masih kreatif!

***

“tiga-tiganya?” Iyel memandang wajah Shilla yang ada disebelahnya penuh tanya. Shilla mengangguk penuh arti. “gue Cuma mau mencegah Rio biar nggak menindas lagi, emang butuh berapa cewek buat meluluhkan Rio?”

Shilla berdecak. “Rio kan punya temen, Iyeell!” kata Shilla gemes.

“terus?”

“teruuss, temannya juga harus ada yang jagain dong!! Percuma kalo Rio-nya sembuh tapi temen-temennya masih kumat!” Shilla beranjak dari tempat tidur Iyel dan melangkah keluar. “sekarang cepet mandi! Hari ini juga kita cari tiga cewek itu!”

Sepeninggal Shilla Iyel bersiap untuk pergi. Dengan penampilannya yang seperti biasa, Iyel yang sudah siap, menitih tangga turun menuju lantai bawah. Tepatnya ruang tamu, karena sudah ada Shilla yang bersiap disana.

“berangkat sekarang?” tanya Iyel pada Shilla yang asik membaca majalahnya.

Shilla mendelik tajam. “ tahun depan, Iyeell! Ya sekarang lah!” Shilla melemparkan begitu saja majalah yang dia baca. “Lo lama banget sih siap-siapnya! Mandi air apa susu Lo?” omel Shilla.

“aelah, cerewet banget!” desis Iyel pelan. Tapi agaknya masih kedengeran kenceng di telinga Shilla.

“apa Lo bilang?”

“nggak bilang apa-apa gue,”

“bohong!”

“bener,” tegas Iyel meyakinkan. “bener-bener cerewet!”

“Iyeell…!!”

***

2 komentar:

  1. lanjut kaaaaaaaak :D yoyoyo sayeu sukeu ini!!!

    rionya sama siapa yaaaaaw x3 ohoho lucu nyeu

    BalasHapus
  2. KAK, LANJUT YG INI DONG :'( YAYAYA? PLIIIISSSSS

    BalasHapus