Jumat, 02 September 2011

My Cupid Stupid #1

Ada saat dimana dunia yang kita anggap nggak ada itu sebenarnya ada. Percaya nggak percaya, penghuni dunia itu juga ada. Tapi kita sekarang bukan ngomongin dunia lainnya parah arwah gentayangan. Tapi dunia lain di atas bumi ini. Dunia Cupid!
Dunia Cupid adalah dunia dimana para Cupid berkeliaran. Sama seperti manusia, Cupid juga butuh sekolah untuk menjadi Cupid yang sukses. Cupid School. Sekolah untuk para Cupid-cupid muda penerus masa depan dunia Cupid.

Cupid memiliki sekolah, tentu juga punya hak dan kewajiban seperti kita manusia. Kewajiban Cupid adalah mempersatukan dua insan yang sudah di takdirkan untuk bersama. Dan  haknya adalah sesama Cupid baru akan diperbolehkan berpacaran jika tugas mereka mempersatukan dua insan tadi berhasil. Lucu memang, tapi itu sudah jadi tugas si Cupid.

Hanya segelincir manusia beruntung saja yang memiliki Cupid atau tepatnya manusia yang kurang beruntung dalam asmaranya. 1 Cupid untuk 1 manusia. Nggak memandang cewek atau cowok. Cupid sendiri sebenarnya Cewek dan cowok juga. Cupid cowok untuk manusia cowok dan cupid cewek untuk manusia cewek.

Tugas Cupid untuk menyatukan dua orang yang di takdirkan sepertinya nggak susah. Cuma lempar panah asmaranya terus jadi deh. Salah! Nggak semudah itu jadi Cupid! Apalagi kalo ketemu manusia yang suka ngeyel. Pasti stress deh jadi Cupid. Tapi mau gimana lagi? Kewajiban Cupid tuh!!

***

Didunia Cupid, cupid-cupid sedang beterbangan kesana-kemari, hilir mudik tanpa henti. Mereka sedang mempersiapkan diri untuk turun kebumi nanti menemui manusia mereka. Sekarang-sekarang ini ujian penentuan ‘boleh berpacaran’ sedang dilaksanakan.

“Cha, semoga kita sepasang ya?” ucap Ozy penuh harap.

Acha memandang Ozy binggung. “emang kenapa?” tanyanya.

Ozy tersipu. “biar kita sama-sama terus,” jawab Ozy cengengesan. Acha tertawa melihat sikap Ozy.

“heh! Mojok mulu kerja lo!” seorang Cupid cowok datang dan menoyor kepala Ozy. “eh, Cha! Lo sepasang sama gue. Kita bakal ma…”

“APA??!”

“nyantai aja kali, Zy! Kuping gue kasian nih!” ujar cupid itu sambil mengelus kupingnya.

“bilang lo nggak serius, Dev! Gue nggak mau pisah dari Acha!” Ozy histeris sendiri. Ozy dan Acha memang saling suka sama lain, tapi karena hak dan kewajiban sebagai Cupid. Mereka masih berteman aja sampai sekarang. Acha mendekati Ozy dan menenangkannya.

“siapa yang namanya Ozy?” seorang cupid cewek datang menghampiri mereka. Deva langsung menunjuk Ozy yang sedang histeris nggak  jelas.

“kamu sepasang sama aku,” kata cewek itu biasa, tapi bagai petir di siang hari yang menyambar Ozy. Ozy tambah histeris gila-gilaan. Acha yang sedari tadi mencoba menenangkan Ozy akhirnya angkat tangan.

“serius lo, Nov?” tanya Deva pada Nova. Nova mengangguk pelan sebagai jawaban.

“Ozy diem! Acha nggak suka!” teriak Acha. Ozy yang tadi histeris sendiri jadi diam dan gelagapan.  Gawat! Acha ngambek!

Sementara Acha, Ozy mengklarifikasi masalah masing-masing. Deva dan Nova saling diam tanpa kata. Sampai akhirnya terdengar suara ribut menghampiri mereka.

“gue nggak sudi sama lo!” teriak Cupid cewek.

“gue apa lagi! Ogah!” balas teriak Cupid cowok.

“lo jelek!”

“lo yang jelek!”

“hidih! Jelek teriak jelek lo!”

“lo itu yang jelek!”

“DIAM!!” teriak Ozy-Acha bersamaan lalu kembali berbicara berdua. Kelihatannya sudah damai.

Kedua Cupid yang tadinya ribut akhirnya bungkam.

“kalian sepasang?” tanya Nova pada dua Cupid di depannya. Keduanya mengganguk lemas sebagai jawaban.

“sabar, Ray! Siapa tahu Oliv jodoh lo!” kata Deva asal. Dan membuat Ray, Oliv melotot garang pada Deva.

“apa maksud lo?” Oliv bersuara tanpa berpaling menatap Deva. Yang ditanya hanya cengengesan nggak jelas.

Dua Cupid kembali datang menghampiri mereka, dan salah satu cupid dengan menggengam beberapa kertas.

“Lintar bawa apa?” tanya Nova saat kedua Cupid itu tiba di depan mereka.

“ini nama manusia yang mau kita-kita comblangin nanti,” Lintar membagikan satu persatu kertas ditangannya. “sepasang sama siapa, Nov?” tanya Lintar pada Nova.

“aku sama Ozy, kalo Lintar?”

“nih!” Lintar menunjuk dengan dagu cupid cewek disebelahnya.

“Keke?!” seru Deva kaget. Keke tersenyum menatap Deva. Kisah Deva-Keke nggak jauh berbeda dengan Ozy-Acha. Saling suka tapi dihalangi oleh hak dan kewajiban seorang Cupid. Malangnya!

“manusia gue namanya Mario Stefano. Pasangannya siapa, Liv?” tanya Ray pada Oliv.

“Alyssa Saufika,” jawab Oliv membacakan selebaran yang dipegangnya.

Tik … tok … tik … tok … tik … tok …

“eee… cieeyyyeeee!” sorak AvaTar, OCha dan DeKe bersamaan.

“yang akur!” celetuk Lintar.

“yang damai!” timpal Ozy.

“benih-benih cinta akan segera tumbuh pada saatnya!” ledek Deva nggak nyambung. Wajah Ray-Oliv sama-sama memerah. Nggak tau karena malu atau marah.

“udah, ah! Pasangan kita siapa namanya, Lin?” tanya Keke menghentikan ledekan teman-temannya ke Ray-Oliv.

“Gabriel Damanik sama Sivia Azizah,” jawab Lintar. “eh, siapa nama manusia lo pada?” lanjutnya.

“gue, Cakka Nuraga.” Jawab Deva.

“gue, Alvin Jonathan.” Jawab Ozy.

“nama manusia Acha, Agni Nubuwati.” Jawab Acha.

“aku, Zevana Arga.” Jawab Nova. Mereka masing-masing menyebutkan nama manusia mereka.

“tadi gue liat mereka semua ini satu sekolah. Jadi ada kemungkinan kita juga bakal sering ketemu.” kata Lintar yang disambut dengan sorak sorai bahagia Deva dan Ozy.

“Ke, walau kita nggak sepasang yang penting kita bisa ketemu.” Kata Deva manja. Keke tersipu malu menanggapi perkataan Deva.

“gombal lo!” Ozy menoyor kepala Deva.

“sirik aja lo!”

“sirik tanda nggak mampu!”

“sssttt!” Acha dan Keke menempelkan telunjuk mereka dibibir masing-masing, pertanda menyuruh Ozy dan Deva diam.

“ntar lo jangan macem-macem! Urusin manusia lo! biar cepet selesai tugas kita!” Oliv memperingatkan Ray.

“iya! Yang ada juga lo yang jangan macem-macem. Males gue lama-lama sama lo!” Sahut Ray sewot.

“Nova jangan macem-macem ya nanti di bumi!” Lintar memperagakan Ray-Oliv dengan tingkah dan kata-kata yang dibuat-buat.

Nova tersenyum mengetahui permainan Lintar. “iya! Yang ada juga Lintar yang jangan macem-macem!” jawab Nova mengikuti ucapan Ray tadi.

Semua saling pandang. “eee… chiiyyyeeee!!!” semuanya berteriak menyorak. Nggak tahu deh nyorakin siapa? Ray-Oliv atau Lintar-Nova? Orang yang di sorakin aja ikut teriak. (?)

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar